Tuesday, November 10, 2015

THAT SUMMER BREEZE - ORIZUKA - PROLOG


Prolog

"AYO kita sama-sama bikin surat permohonan! Ntar kalo kita udah gede, kita baca bareng!" sahut Reina bersemangat.
Orion dan Ares berpandangan sesaat, lalu kembali memandang gadis kecil berkepang dua yang ada di depan mereka.
"Surat permohonan?" sahut Orion dan Ares bersamaan.
"Iya!" jawab Reina mantap. Dia mengeluarkan tiga helai kertas dan sebuah spidol. Orion dan Ares memandangnya bingung. "Aku tulis duluan deh!" kata Reina lagi, lalu beberapa saat kemudian dia sibuk menulis. "Nah, selesai! Sekarang Rion, kamu tulis apa yang kamu inginkan waktu kita udah gede nanti!"
Orion menyambut sehelai kertas dan sebatang spidol dari Reina, memandangnya sesaat, lalu mulai menulis. Setelah itu, Ares melakukan hal yang sama.
"Terus, mau diapain surat ini?" tanya Ares setelah selesai menulis.
"Kita kubur!" seru Reina lagi. "Di bawah pohon ini!"
Reina menghampiri sebuah pohon akasia besar yang tubuhnya sudah habis ditulisi 'Ares-Rei- Rion', lalu mulai menggali. Orion dan Ares mengikuti dan membantunya menggali sambil sesekali mengelap peluh yang bercucuran. Setelah selesai, Reina memasukkan ketiga surat itu ke kaleng biskuit, lalu menguburnya.
"Aku kan belum baca punya kamu!" protes Ares kepada Reina.
"Memang nggak boleh dibaca sekarang!" seru Reina pura-pura marah. "Kita bacanya nanti, kalo udah gede!"
"Kapan?" sahut Ares lagi.
"Um... kapan ya? Sepuluh tahun lagi? Sepuluh tahun lagi kita sama-sama ke sini! Kita tulis tanggalnya di pohon ajaib!" seru Reina sambil memahat tulisan 14 Februari di pohon. "Eh, sepuluh tahun dari sekarang, tahun berapa sih?"
"2005," kata Orion, dan Reina segera memahat angka itu.
"Nah, udah selesai. Tanggal 14 Februari 2005, kita ke sini lagi, terus kita baca deh surat-surat kita!" kata Reina ceria.
"Kalo nggak ketemu lagi?" tanya Ares tiba-tiba.
"Nggak akan!" sahut Reina cepat. "Kita kan selalu bersama-sama! Kita nggak akan pernah terpisah!" katanya mantap sambil bersungguh-sungguh menatap kedua wajah anak laki-laki yang persis sama itu.

Ares sejenak memandang ragu Reina, lalu menganggukkan kepalanya kuat-kuat.


No comments:

Post a Comment